https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/issue/feed Jurnal Teknologi Pertanian 2023-04-29T00:00:00+00:00 Irnia Nurika jurnal.teknologi.pertanian@gmail.com Open Journal Systems <h4><img src="https://jtp.ub.ac.id/public/site/images/admin/sertifikat-jtp-2.jpg" alt="" width="1349" height="948" /></h4> <p><br /><br />Jurnal Teknologi Pertanian published by the Faculty of Agricultural Technology of the University of Brawijaya to disseminate the results of research conducted by researchers from inside and outside the Faculty of Agricultural Technology Universitas Brawijaya. This journal containing writing of research results which are within the scope of scientific disciplines related to the Agricultural Technology Sciences to support the development of science and technology and national development.</p> <p>Jurnal Teknologi Pertanian published quarterly three times in April, August and December.</p> <p>P-ISSN <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1180430195&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">1411-5131</a> | E-ISSN <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1458532213&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">2528-2794</a></p> https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/1166 PEMBUATAN ASAP CAIR DARI KULIT KOPI (Coffea sp.) DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS 2023-03-08T02:12:23+00:00 Deni Agus Triawan deni_agust@unib.ac.id Ria Nurwidiyani rianurwidiyani@unib.ac.id Nesbah nesbah60@gmail.com Dyah Sarsiwi Hamurwani dyahsarsiwi2000@gmail.com Noza Alika Puteri nozaalika12@gmail.com Alemina Vintanta Nasution aleminavintanta2@gmail.com Utami Yuliyani yuliyaniutami445@gmail.com <p> Pengolahan kopi (<em>Coffea sp.</em>) melalui penggilingan akan menghasilkan limbah kulit kopi yang tidak termanfaatkan dan hanya ditumpuk di sekitar lokasi pengolahan. Kulit kopi (<em>Coffea sp.</em>) mengandung lignin dan selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan asap cair. Asap cair memiliki beberapa kegunaan diantaranya dapat diaplikasikan sebagai koagulan kar<em>et al</em>am (lateks). Asap cair dihasilkan melalui proses pirolisis selama 6 jam dengan suhu ± 350◦C. Rendemen asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisis kulit kopi sebesar 19,6% dengan karakteristik berbau asap, berwarna coklat kemerahan dengan berat jenis sebesar 1,007 ± 0,003 gr/mL, pH 3,62 ± 0,021, dan kadar asam total 9,75 ± 0,025%. Analisis menggunakan spektrofotometer FTIR menunjukkan adanya vibrasi gugus –OH, C=O dan C-O yang diduga berasal dari gugus karboksilat. Asap cair diaplikasikan sebagai koagulan lateks dengan konsentrasi (dalam v/v) yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20% serta lateks murni tanpa perlakuan sebagai kontrol negatif dan asam formiat 2% (v/v) sebagai kontrol positif. Pada konsentrasi asap cair 15% waktu koagulasi lateks menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penggunaan asam formiat 2%. Pada konsentrasi asap cair yang lebih tinggi yaitu 20% (v/v), proses koagulasi menggunakan asap cair lebih cepat dibandingkan dengan asam formiat 2% (v/v). Penggunaan asap cair dari kulit kopi pada proses koagulasi lateks mampu memperpendek waktu koagulasi serta menghilangkan bau busuk pada lateks namun mengubah warna lateks alami menjadi abu-abu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut asap cair kulit kopi (<em>Coffea sp</em>.) dapat digunakan sebagai koagulan lateks untuk menggantikan asam formiat.</p> 2023-04-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Deni Agus Triawan, Ria Nurwidiyani, Nesbah, Dyah Sarsiwi Hamurwani, Noza Alika Puteri, Alemina Vintanta Nasution, Utami Yuliyani https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/1133 DEHUMIDIFIER DRYING OF SEAGRASS SIMPLICIA AT LOW TEMPERATURE FOR ANTIOXIDANT AND PHENOLIC PRESERVATION 2022-11-23T02:27:09+00:00 Bambang Susilo Susilo@ub.ac.id Mukhammad Abdul Jabbar Filayati jabbarfilayati@gmail.com Mochamad Bagus Hermanto mbhermanto@ub.ac.id Retno Damayanti Damayanti@ub.ac.id Adamas Akbar Yurisdanto adamas12397@gmail.com Abd. Rohim abd.rohim310592@gmail.com <p><em> Syringodium isoetifollium</em> is seagrass a marine plant which is mostly found in Indonesian sea waters. Phenol is a kind of sensitive heat compound which will damage at high temperatures. This research aimed to study the effect of temperature using a dehumidified drying machine on the quantity of phenol content and testing of this antioxidant activity and the evaluation of drying characteristics of seagrasses such as decrease of moisture content, the distribution of temperature drying relative humidity, and energy consumption. In this research, the independent variaable were tempeartures (30 °C, 40 °C, and 50 °C) and the independent variable were the content of phenol and antioxidant activity of the seagrasses. The phenol content of each extract was measured with a microplate reader using a Follin-Ciocalteu reagent. The antioxidant activity was measured with the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The result showed that the highest content of phenolic compounds (80.42766 ± 0.409a) and antioxidant activity (88.4185 ± 32.0709a) was found in the dehumidified dryer at a temperature of 40 °C. There were significant differences between temperatures of 30 °C and 50 °C. Dehumidifier drying at 30 °C, 40 °C, and 50 °C required 13 hours, 12 hours, and 7.5 hours to reach the final moisture content of seagrass 18-20% from the initial moisture content of 89.4% ± 0.04% (wb). The total phenol content and antioxidant activity with a temperature treatment of 40 °C dehumidifier drying machine showed the best results compared to temperatures of 30 °C, 50 °C, and oven at 40 °C. Based on the same temperature treatment, dehumidifier drying requires a faster time (12 hours) than oven drying (17 hours). The appropriate temperature and time of drying can produce the optimal total phenol and antioxidant activity.</p> 2023-04-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Bambang Susilo, Mukhammad Abdul Jabbar Filayati, Mochamad Bagus Hermanto, Retno Damayanti; Adamas Akbar Yurisdanto; Abd. Rohim https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/1157 KARAKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK PLASTIK BIODEGRADABLE BERBASIS PATI SINGKONG DENGAN PENAMBAHAN WHEY KEJU DAN PLASTISISER GLISEROL 2023-03-08T01:53:22+00:00 Ardiyan Dwi Masahid ardiyan@unej.ac.id Nur Aniza Aprillia aprilliaaniza@gmail.com Yuli Witono yuliwitono.ftp@unej.ac.id Lailatul Azkiyah lailatul.azkiyah@unej.ac.id <p> Plastik merupakan kemasan pangan yang umum digunakan namun memiliki sifat sukar dihancurkan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan. Plastik <em>biodegradable</em> berbasis <em>renewable material</em> seperti singkong, whey keju, dan gliserol dapat menjadi alternatif kemasan yang ramah lingkungan. Whey keju mengandung protein sebesar 0,6 % yang berpotensi menjadi bahan bioplastik dengan penambahan bahan lain seperti hidrokoloid (protein dan polisakarida) untuk memperbaiki karakteristiknya. Plastik <em>biodegradable</em> berbahan baku polisakarida tanaman seperti ubi kayu umumnya bersifat kaku dan rapuh sehingga harus ditambahkan bahan lain. Pembuatan plastik <em>biodegradable</em> memerlukan bahan pemlastis seperti gliserol untuk meningkatkan elastisitas polimer plastik dan mengurangi kerapuhan bioplastik<em>.</em> Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh perbedaan variasi volume whey keju dan gliserol terhadap karakteristik fisik, mekanik, dan biodegradasi plastik <em>biodegradable</em>. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan dan terdapat 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu variasi volume whey keju dan faktor kedua yaitu variasi volume gliserol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi volume whey keju dan gliserol berpengaruh nyata terhadap kuat tarik, elongasi, elastisitas, daya serap air, dan daya degradasi. Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa formulasi terbaik terdapat pada sampel A1B1 yaitu plastik <em>biodegradable</em> dengan formulasi whey keju 20 ml dan gliserol sebesar 5 ml dengan nilai perbedaan warna (∆E) 15,526 dengan L* (<em>lightness</em>) 85,68, a* (<em>redness</em>) 0,2, b* (<em>yellowness</em>) 8,71, daya serap air sebesar 695,244 %, kuat tarik sebesar 0,00646 MPa, <em>elongasi</em> sebesar 76,36 %, elastisitas sebesar 0,01033 MPa, dan laju degradasi sebesar 12,035 %/hari.</p> 2023-04-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Ardiyan Dwi Masahid, Nur Aniza Aprillia, Yuli Witono, Lailatul Azkiyah https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/1206 PERBANDINGAN BERBAGAI METODE PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (DPPH, ABTS DAN FRAP) PADA TEH HITAM (Camellia sinensis) 2023-03-28T07:13:23+00:00 Zerlinda Theafelicia Zerlindathea@gmail.com Siti Narsito Wulan wulan_thpub@ub.ac.id <p> Senyawa antioksidan berperan dalam menghambat atau menunda reaksi oksidasi molekul dengan cara memperlambat proses inisiasi atau propagasi reaksi oksidasi berantai. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dapat bervariasi karena perbedaan struktur kimiawi antioksidan, sumber radikal bebas, dan sifat fisikokimia dari sampel yang diuji. Senyawa yang mengandung radikal bebas memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dan bersifat reaktif sehingga dapat merusak sel dan jaringan bila terakumulasi dalam tubuh manusia. Terdapat antioksidan alami dan sintetis yang berfungsi untuk menghambat reaksi oksidasi dan mencegah terbentuknya radikal bebas. Namun, perlu diperhatikan bahwa antioksidan sintetis dapat memodifikasi senyawa menjadi karsinogenik. Oleh karena itu, eksplorasi antioksidan alami dan pengujian aktivitas antioksidannya penting dilakukan. Salah satunya adalah pengujian aktivitas antioksidan teh hitam (<em>Camellia sinensis)</em><em>.</em> Teh merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia dan merupakan tanaman yang banyak ditemukan di daerah pegunungan Asia. Teh diketahui memiliki manfaat kesehatan karena mengandung polifenol yang merupakan antioksidan alami. Antioksidan polifenol berperan dalam melawan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji penangkapan radikal DPPH (<em>2.2-difenill-1-pikrilhidrazil</em>), ABTS (<em>3-ethyl-benzothiazoline-6-sulfonic acid</em>) dan FRAP (<em>Ferric Reducing Antioxidant Power</em>). Ketiga metode uji antioksidan berbeda dalam mekanisme reaksinya. Hasil pengujian antioksidan pada teh hitam dengan metode DPPH sebesar 208.83 mgTE/g, ABTS sebesar 217.83 mgTE/g dan FRAP sebesar 42.15 mgTE/g, dimana TE adalah Trolox Ekuivalen</p> 2023-04-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Zerlinda Theafelicia, Siti Narsito Wulan https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/1217 KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN JELI DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI KARAGENAN, GLUKOMANAN, DAN TEPUNG PISANG TERFERMENTASI 2023-03-28T07:12:40+00:00 Hanim Mufarrihah Octaviyana hanimmufarrihah10@gmail.com Ardiyan Dwi Masahid ardiyan@unej.ac.id Nurhayati ardiyan@unej.ac.id Riska Rian Fauziah ardiyan@unej.ac.id <p> Tepung pisang mentah (TPM) merupakan salah satu bahan pangan sumber pati resistan, namun memiliki rasa <em>astringent</em> sehingga kurang diminati untuk dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa tersebut yaitu fermentasi. Selain itu fermentasi juga dapat meningkatkan jumlah kadar pati resistan pada TPM. TPM terfermentasi dapat disubstitusikan ke produk minuman jeli sebagai bentuk diversifikasi produk dan meningkatkan mutunya. Faktor yang menentukan mutu produk minuman jeli yaitu komposisi dan konsentrasi <em>gelling agents</em> serta bahan lain yang ditambahkan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi karagenan, glukomanan, dan TPM terfermentasi terhadap karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik minuman jeli yang dihasilkan dan menentukan formulasi terbaik minuman jeli yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang digunakan dalam penelitian yaitu variasi perbandingan rasio karagenan dan glukomanan sebagai <em>gelling agents</em> (1:1, 1:2, 2:1, 1:0) (b/b) dan variasi konsentrasi TPM terfermentasi yang ditambahkan dalam pembuatan minuman jeli (2%, 4%, 6%) dengan total kombinasi perlakuan sebanyak 12 perlakuan dan setiap perlakuan dilakukan pengulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan konsentrasi karagenan, glukomanan, dan TPM terfermentasi dalam pembuatan minuman jeli berpengaruh nyata terhadap nilai sineresis<em>; hardness; cohesiveness; springiness</em>; kadar pati resistan; dan parameter organoleptik warna; tekstur; keseluruhan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap organoleptik aroma; rasa dan total populasi <em>Lactobacillus bulgaricus</em> pada minuman jeli. Perlakuan formulasi terbaik berdasarkan uji efektivitas yaitu perlakuan K1T3 yang terdiri dari konsentrasi TPM terfermentasi 6% dan rasio karagenan glukomanan sebagai <em>gelling agents</em> 1:1.</p> 2023-04-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Hanim Mufarrihah Octaviyana, Ardiyan Dwi Masahid, Nurhayati, Riska Rian Fauziah https://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/1247 MICROWAVE-ASSISTED EXTRACTION OF PECTIN FROM BABY JAVA ORANGE (Citrus sinensis) PEEL AND ITS CHARACTERISATION 2023-04-04T05:45:32+00:00 Susinggih Wijana singgih_wijana@ub.ac.id Nur Lailatul Rahmah nur_laila@ub.ac.id Siti Insyirah Fadhilah singgih_wijana@ub.ac.id <p> Baby java orange (<em>Citrus sinensis</em>) is the main ingredient for various products. Pectin as a baby java orange peel substance is extracted using various methods. Microwave-assisted extraction is a method that uses heat energy dissipated by the volume setting from the transmitting medium. The objective of the study was to evaluate the effect of orange peel powder: acid solution ratio (1:10, 1:15, 1:20 b/v) and extraction time (5, 10, 20 min) on characteristics of extracted pectin by using MAE (Microwave-Assisted Extraction) at 2.450 MHz. The best result was a 15-minute extraction time and 1:15 as the material: acid solution ratio. The treatment resulted in a 51.3% yield, 10.8% water content, 5% ash content, 775.41 equivalent weight, and 6.49 methoxyl content. The intense FTIR spectrum in the ―CO―CH<sub>3</sub> and ―COOH groups showed the same result as the standardised pectin.</p> 2023-04-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Susinggih Wijana, Nur Lailatul Rahmah, Siti Insyirah Fadhilah