ANALISIS KLASTER INDUSTRI ENTING GETI BERDASARKAN KINERJA UKM DAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING

Abstract

ABSTRAK

Enting geti merupakan salah satu produk jajanan lokal khas Blitar yang terletak di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan. Pemerintah menjadikan Desa Rejowinangun sebagai salah satu desa wisata dengan konsep one village one product (OVOP) dan produk unggulan dari desa tersebut adalah enting geti. Sebagian besar dari UKM tersebut sudah memiliki kinerja dan kualitas produk yang baik akan tetapi, permasalahan yang terjadi pada UKM enting geti adalah belum adanya pembagian klaster atau pengelompokkan UKM untuk menetapkan jenis usaha dari masing-masing UKM, kurangnya asosiasi antar UKM, belum ada informasi dan penyuluhan terkait teknologi dan standar produk. Tujuan penelitian adalah menentukan pembagian klaster dari 6 UKM enting geti di Blitar untuk menentukan jenis usaha dari masing-masing UKM. Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis klaster menggunakan metode K-means clustering
yang didapatkan pembagian klaster sebanyak 2 klaster. Pembagian klaster didapatkan dari hasil perhitungan Sum of Square Error di metode Elbow. Hasil klaster 1 dan 2 dibedakan menjadi jenis usaha dimana klaster 1 masuk pada jenis usaha kecil dan klaster 2 masuk pada jenis usaha mikro. Pada klaster 1 memiliki 3 anggota UKM yaitu UKM Kuda Terbang, UKM Mas Puri dan UKM Rita Puri, sedangkan klaster 2 memiliki 3 anggota yaitu UKM Wina Puri, UKM Sumber Rejeki dan UKM Kapal Layar. Usulan perbaikan yang dapat diimplementasikan pada klaster 1 adalah perlu dibentuknya asosiasi dengan UKM yang lain dan pihak pemerintah, sedangkan pada klaster 2 perlu ibentuk kerja sama dengan pihak pemerintah untuk pengajuan nomor P-RT, informasi pemasaran, modernisasi teknologi, SOP kerja, dan standar mutu produk.

 

ABSTRACT

Enting geti is one of traditional local snack located in Rejowinangun Village, Kademangan District, Blitar. The government made Rejowinangun Village one of the tourist villages and the concept of one village one product (OVOP) and become a special product. There are 15 SMEs but only 6 SMEs are still actively producing. Most of these UKMs have good performance and product quality, however, the problems are the absence of a cluster or grouping of SMEs to determine the type of business of each SME, lack
of associations between SMEs, information and counseling related to technology and product standards. The purpose of this study is to determine the cluster distribution of 6 SMEs in Blitar to determine the type of business of each SME. The first analysis carried out was cluster analysis using K-means clustering method which obtained 2 clusters. Distribution of clusters is obtained from the calculation of Sum of Square Error in the Elbow method. Cluster 1 and 2 are differentiated into the types of businesses where cluster 1 is included in the type of small business and cluster 2 is in the type of micro business. Cluster 1 has 3 SME members are Kuda Terbang, Mas Puri and Rita Puri, while cluster 2 has 3 members are Wina Puri, Sumber Rejeki and Kapal Layar. Proposed improvements that can be implemented in cluster 1 are need to establish associations with other SMEs and the government, while in cluster 2 it is necessary to establish cooperation with the government to submit P-IRT numbers, marketing information, technology modernization, SOP work and product quality standards.